Virus Ebola mewabah di Uganda, hingga kini
dilaporkan telah merenggut 14 korban jiwa. Presiden Uganda Yoweri
Museveni meminta masyarakat untuk menghindari kontak fisik langsung
dengan penderita, pasca virus ini menyerang ibukota Kampala.
Museveni meminta warga menghindari jabat tangan, berciuman, dan melakukan hubungan seks dengan penderita. Meskipun wabah Ebola banyak terjadi di negara-negara Afrika, bukan tidak mungkin virus tersebut dapat menyebar ke seluruh dunia. Lantas bagaimana sebenarnya seluk beluk penyakit mematikan ini.
Ebola, atau lebih dikenal dengan sebutan demam berdarah ebola merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ebola yang pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1976. Gejala awal penyakit ini berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sakit tenggorokan dan gejala lain yang disertai dengan diare, muntah, sakit perut. Dalam beberapa kasus penyakit ini bahkan menyebabkan ruam, mata merah dan pendarahan secara internal dan eksternal.
The National Institutes of Health mencatat hampir 90 persen orang yang terinfeksi virus ebola, meninggal dunia. Virus ini mewabah di beberapa negara Afrika seperti Republik Demokratik Kongo, Gabon, Sudan, Pantai Gading, dan Uganda.
Sebenarnya manusia bukanlah sarang alami dari virus ebola. Orang pertama kali terjangkit virus ini diyakini mereka yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus tersebut. Hewan yang berpotensi menyebarkan virus ebola kepada manusia antara lain simpanse, gorila, antelop hutan, monyet cynomolgus.
Setelah seseorang terinfeksi dari hewan maka orang tersebut berpotensi menyebarkan virus kepada orang lainnya melalui cairan darah, air liur, lendir.
Berdasarkan beberapa pengalaman di beberapa negara tempat kasus ini terjadi, ebola sering menyebar dan menyerang para pekerja di bidang layanan kesehatan masyarakat. Tentu saja hal ini lumrah karena mereka bertugas merawat pasien yang terjangkit virus. Terlebih jika mereka tidak menggunakan pelindung seperti masker dan sarung tangan. Penggunaan jarum suntik yang baru juga sebagai sarana penyebaran virus.
Para ilmuwan hingga kini masih belum mengetahui darimana virus ebola berasal. Penelitian menunjukkan jika kelelawar dapat terinfeksi virus ebola namun mampu bertahan dengan virus tersebut tanpa terjangkit penyakit ebola. Kelelawar diklaim sebagai hewan yang memainkan peran penting mempertahankan virus di alam.
Berdasarkan data WHO sejak ditemukan tahun 1976 tercatat 1.850 kasus dan lebih dari 1.200 kematian yang disebabkan oleh virus ini. Hingga sekarang belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Pasien yang terinfeksi penyakit hanya dapat dirawat melalui terapi, dan beberapa perawatan intensif seperti menyeimbangkan cairan pasien, menjaga tekanan darah dan kadar oksigen, serta dan menjaga mereka dari hal yang dapat menimbulkan infeksi.
(Umi Rasmi Sumber: Live Science, BBC)
Museveni meminta warga menghindari jabat tangan, berciuman, dan melakukan hubungan seks dengan penderita. Meskipun wabah Ebola banyak terjadi di negara-negara Afrika, bukan tidak mungkin virus tersebut dapat menyebar ke seluruh dunia. Lantas bagaimana sebenarnya seluk beluk penyakit mematikan ini.
Ebola, atau lebih dikenal dengan sebutan demam berdarah ebola merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ebola yang pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1976. Gejala awal penyakit ini berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sakit tenggorokan dan gejala lain yang disertai dengan diare, muntah, sakit perut. Dalam beberapa kasus penyakit ini bahkan menyebabkan ruam, mata merah dan pendarahan secara internal dan eksternal.
The National Institutes of Health mencatat hampir 90 persen orang yang terinfeksi virus ebola, meninggal dunia. Virus ini mewabah di beberapa negara Afrika seperti Republik Demokratik Kongo, Gabon, Sudan, Pantai Gading, dan Uganda.
Sebenarnya manusia bukanlah sarang alami dari virus ebola. Orang pertama kali terjangkit virus ini diyakini mereka yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus tersebut. Hewan yang berpotensi menyebarkan virus ebola kepada manusia antara lain simpanse, gorila, antelop hutan, monyet cynomolgus.
Setelah seseorang terinfeksi dari hewan maka orang tersebut berpotensi menyebarkan virus kepada orang lainnya melalui cairan darah, air liur, lendir.
Berdasarkan beberapa pengalaman di beberapa negara tempat kasus ini terjadi, ebola sering menyebar dan menyerang para pekerja di bidang layanan kesehatan masyarakat. Tentu saja hal ini lumrah karena mereka bertugas merawat pasien yang terjangkit virus. Terlebih jika mereka tidak menggunakan pelindung seperti masker dan sarung tangan. Penggunaan jarum suntik yang baru juga sebagai sarana penyebaran virus.
Para ilmuwan hingga kini masih belum mengetahui darimana virus ebola berasal. Penelitian menunjukkan jika kelelawar dapat terinfeksi virus ebola namun mampu bertahan dengan virus tersebut tanpa terjangkit penyakit ebola. Kelelawar diklaim sebagai hewan yang memainkan peran penting mempertahankan virus di alam.
Berdasarkan data WHO sejak ditemukan tahun 1976 tercatat 1.850 kasus dan lebih dari 1.200 kematian yang disebabkan oleh virus ini. Hingga sekarang belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Pasien yang terinfeksi penyakit hanya dapat dirawat melalui terapi, dan beberapa perawatan intensif seperti menyeimbangkan cairan pasien, menjaga tekanan darah dan kadar oksigen, serta dan menjaga mereka dari hal yang dapat menimbulkan infeksi.
(Umi Rasmi Sumber: Live Science, BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar